jump to navigation

Pemburu Foto Bus itu tewas Tersambar Truk di Pemalang 22 April 2015

Posted by ipanase in info otomotif, kecelakaan, otomotif, pertamax7, pertamax7.com, safety riding.
Tags: , , , ,
trackback

pertamax7.com, mendapat info dari om Alfian Djangkrikz  yang prihatin atas maraknya aksi mania bus dalam memburu foto bus idola mereka namun mengabaikan keselamatan baik umum maupun keselamatan diri sendiri

bus mania pemburu fotobaru saja kejadian mania bus terserempet truk saat mau mengambil foto bus idola, berduka 😦

kronologinya

pemburu foto bus tewas tersambar truksyerem rek, motret bus lewati bahu jalan dan si samber truk, seperti ini pasti yang disalahkan truknya 😦

last, bagi yang suka foto2 kendaraan ini ( terutama bus, wong kendaraan yang ane tumpangi  pernah di kejar ternyata buat di foto busnya ) jangan lupakan keselamatan bersama sebagai kebutuhan, ….

semoga berguna

ikuti berita terbaru dan silaturahmi via

Komentar»

avatar ardiantoyugo 1. ardiantoyugo - 22 April 2015

Tiati…

LG G3 yang biasa saja: http://wp.me/p1eQhG-16R

Suka

avatar papa zola 2. papa zola - 22 April 2015

tak patut…

Suka

avatar Antonia Ivan Albanthany Antonia Ivan Albanthany - 23 April 2015

Papa Zola terbaik…

Makin aneh saja orang. Bus tiap hari lewat depan rumah pun difoto.

Oli diesel untuk motor aneh tak?

http://van-d-teach.blogspot.com/2015/04/manfaat-oli-diesel-untuk-motor.html

Suka

avatar iimvixby 3. iimvixby - 22 April 2015

Jujur, ini opini saya : hobi yg aneh 🙂 tapi tetap respect. Moga Alm diterima disisi-Nya

Suka

avatar Datuk Toman 4. Datuk Toman - 22 April 2015

pengen poto di bush yang ada gambar GNR nya.. hehe…

Suka

avatar Kobayogasblog 5. Kobayogas - 22 April 2015

innalillahi…
—————
Malam, sharing artikel ringan kisah inspiratif seorang wanita, mumpung masih bau bau hari Kartini 🙂

Intermezzo: Menyambi Sebagai Penambal Ban, Berhijab Rapi Bukan Halangan

Suka

avatar John_Hendy 6. John_Hendy - 22 April 2015

Tujuane opo yo??? Ga sampe pikiranku..

Suka

avatar wisnu3ds wisnu3ds - 23 April 2015

sama bro….( turut berduka buat almarhum)

Suka

avatar ogee 7. ogee - 22 April 2015

Aku yo prnh aktif d komunitas sperti ini, awalnya buat ngjak msyrakat naik transportasi umum ky bus n kereta. Tapi kelamaan byk bocah ababil yg hny suka armada” bus tsb tapi g ngerti tujuannya apa. Mkanya 2 taun lalu sy brhnti n g aktf lg krna lama” mlenceng tujuannya. Sbnernya sama kok bus dg motor, ky kita suka dg M1, rc213v dll. N yg org tau cm hino n mercy. Tapi wlaupun hino ad yg 260HP,285HP, dll. Intinya, komunitas bismania tsb skrg d penuhi bocah ababil yg gk paham tujuan wadah komunitas tsb.

Disukai oleh 1 orang

avatar Kobayogasblog Kobayogas - 22 April 2015

yang biasanya mereka lakukan jadinya apa donk om
—————-
Seru, NVL jadi yang tercepat

Seru!! Adu Drag 4 Motor 150 cc Terheboh Di Indonesia, Ada Yang Telat Start Hingga Jump Start Segala Lads!

Suka

avatar FЭЯY FЭЯY - 23 April 2015

cuman hoby foto bis doang,naik mah kaga pernah 😆

Suka

avatar Kobayogasblog Kobayogas - 23 April 2015

jahhhh

Suka

avatar kwsuper10 kwsuper10 - 22 April 2015

Bukan bismania lagi, tapi bismaniak.. mayoritas anak smp

Suka

avatar bapakeVALKYLA bapakeVALKYLA - 23 April 2015

memang di mana-mana semua berubah sejak negara ababil menyerang

Suka

avatar icaqnpritha 8. icaqnpritha - 22 April 2015

yo opo untunge?

Suka

avatar kwsuper10 kwsuper10 - 22 April 2015

Alur nya : foto = uplot = ngarep ratusan like

Disukai oleh 1 orang

avatar gw 9. gw - 22 April 2015

Hobi yg konyolllll…
Klo mo foto bus, ya masuk terminal bus aza, lbh aman.

Suka

avatar brigade jalan raya 10. brigade jalan raya - 22 April 2015

rasanya yang fanatik moge, superbike, prototype, sportcar, supercar, hypercar, ga pernah saya dengar jepret tuh benda ampe di tengah jalan. atau saya yang belum dengar aja.

Suka

avatar wisnu3ds wisnu3ds - 23 April 2015

yah betul….saya aja ketemu cmn kagum..dah…gak ampe ngejer2 buat photo?…

Suka

avatar SIEG 11. siEG - 22 April 2015

Beritae cak ipan serem2 mari montor kobong saiki uwong keserempet truk hiiiii….

Disukai oleh 1 orang

avatar Lampor 12. Lampor - 22 April 2015

Sukur. Itung2 ngurangi jumlah alay di negara iki. Mudah2an sesok2 kejadian meneh.

Suka

avatar jofrin 13. jofrin - 22 April 2015

Waduh kalo foto2 bus zentrum ane juga punya…khan data kendaraan jaminan bank…turut berduka cita

Suka

avatar FЭЯY 14. FЭЯY - 22 April 2015

balad mbah darmo karunya ka tabrak 😦

Suka

avatar RF 15. RF - 22 April 2015

Lebih baik foto2 bus ketika busnya parkir, itu akan lebih aman dan tidak begitu beresiko. Sharing aplikasi buat merawat motor matic gan
https://play.google.com/store/apps/details?id=rifel.appliction.servisberkalamotormatic

Suka

avatar RF 16. RF - 22 April 2015

Lebih baik foto2 busnya ketika parkir, itu lebih aman.
Sharing aplikasi buat merawat motor matic gan.
https://play.google.com/store/apps/details?id=rifel.appliction.servisberkalamotormatic

Suka

avatar Yuyus 17. Yuyus - 23 April 2015

bus mania yach, bukan mania bus….

Suka

avatar sukmahandayani56 18. sukmahandayani56 - 23 April 2015

mksude opo to uooo.. kok biss di fto² la mbok yoo ning poll e wae.. kn akihh

Suka

avatar zayTOYOTA 19. zayTOYOTA - 23 April 2015

dari pada nongkrong mabuk mabukan
bismania community itu bukn hnya potograper aja si ada juga yang
hoby facilitas dan ngeblongnya dipantura dan juga diabadikan lewat video juga si
nah yg dijalan ini emang bahaya kalau chapter jakarta si
biasanya potonya lewat tangga penyebrangan
atau masuk terminal spt rawa mangun dll.
salam Bismania (BMC)

Suka

avatar ababil ababil - 23 April 2015

bis kenceng seneng, bis kecelakaan cuma bisa bikin status pray for.. pfffttt ngakak sek

Suka

avatar satriabergetar 20. satriabergetar - 23 April 2015

Dulu saya pernah suka halamannya di fb.
Tp kok isinya ngeri…suka sopir yg jago ngeblong,suka bis yg lari kencang,menertawakan pemakai jalan yg ketakutan saat sopir pujaannya ngeblong…

Aneh

Suka

avatar wc meledug 21. wc meledug - 23 April 2015

Ane juga pecinta bus brow tp ga ampe gitu2 amat dah……..
D pandang juga cukup…….
Semoga almarhum di hapuskan sgla dosa’a n d trima d sisi-nya….
Amin

Suka

avatar orong-orong 22. orong-orong - 23 April 2015
avatar paimo 23. paimo - 23 April 2015

Kelakuan para alay.

Suka

avatar IWAN BENERAN 24. IWAN BENERAN - 23 April 2015

dasar alay..ikut-ikutan aja.
gak bisa mikir hobi lain ya.
semoga terlahir di alam yang lebih baik ya lay.

Suka

avatar andre hellboy 25. andre hellboy - 23 April 2015

mbokwis ambil gambar bus nya di mbah gogel saja…
it’s simple bro

Suka

avatar komodo123 26. komodo123 - 23 April 2015

kaya orang pedalaman aja gak pernah liat bus terus di foto gitu

Suka

avatar marcel 27. marcel - 23 April 2015

orang kampung

Suka

avatar morello 28. morello - 23 April 2015

tulisan facebooke, alay banget .. :doh

Suka

avatar ababil 29. ababil - 23 April 2015

kebanyakan akhir akhir ini hobi ini isinya orang karbitan semua … ikut ikutan doang tapi ya gangerti aslinya … wong pernah ketemu salah satu anggotanya ditanyain ketuanya gatau pfft

Suka

avatar damen 30. damen - 23 April 2015

mania..oh mania

dikandhani ngeyel

Suka

avatar orong-orong 31. orong-orong - 23 April 2015
avatar Fajar Wicaksono 32. Fajar Wicaksono - 23 April 2015

Salam dari penggemar bus dari Pecinta Bus Bekasi om. Numpang kasih komentar. (aku juga pernah komentar di beberapa artikel kobayogas). Maaf kalau komentarnya panjang banget.
Aku sudah menjadi penggemar bus 5 s/d 6 tahun yang lalu. Saya juga termasuk pemburu foto bus semenjak 5 tahun lebih sampai sekarang.
Memang terjadi penyimpangan yang ekstrem saat aku hunting foto bus 5 s/d 6 tahun sebelumnya dan sekarang ini.

Waktu aku masih tahun 2010-an, saya hunting bus memang sering membahayakan, namun tidak sebanyak sekarang ini. Sekarang ini, waduh banyak yang membahayakan.

Nah, dari beberapa pemburu hunting bus yang menjamur dan sudah banyak yang membahayakan bisa dikatakan ada beberapa faktor:

1. Faktor Penyimpangan Sosial
Menurutku, ini penyimpangan sosial yang cukup ekstrem di kalangan internal komunitas sudah menjamur. Salah satunya, hunting bus. Beberapa fotografer bus yang membahayakan biasanya menggunakan smartphone/HP, dimana kemampuan untuk menghasilkan foto bus bagus saat berjalan juga tidak sebagus dengan kamera DSLR, namun mereka tetap harus “memaksakan” diri untuk mendapatkan foto bagus, sehingga resiko pun seakan tak peduli. Disinilah letak kelalaian fatal seorang fotografer bus yang memiliki kamera DSLR/Kamera Telephoto (termasuk saya, komentator), dimana saat mereka menggunggah foto tersebut ke internet, para pemburu foto bus itu akan mempraktekkan hal yang sama, dengan tingkat risiko yang ekstrem. Sayangnya belum bisa menyadari betapa pentingnya pemahaman dan pembelajaran tentang hal ini, termasuk saya sendiri. OK, kamera DSLR sudah dijual dengan harga Rp. 4 s/d 5 jutaan ++ atau Prosummer seharga Rp. 2jt-an, tetapi tetap saja akan terjadi penyimpangan sosial seperti ini.

2. Faktor Fanatisme dengan bus tertentu.
Ini sebenarnya juga banyak terjadi di bidang lain, termasuk K-Pop (ane K-Popers), dimana fanatisme pada bus2 atau PO tertentu terjadi dimana keinginan untuk bisa memotret bus idolanya (katakan Idol Bus), apapun yang terjadi, mereka tetap ingin memotret bus idolanya.

3. Faktor edukasi fotografi
Ini yang juga kurang dalam pemahaman dalam dunia fotografi di dalam komunitas bus. Tentunya adalah tanggung jawab komunitas bus secara keseluruhan. Karena, di komunitas bus sebagian besar, mereka hanya mengajak/menghimbau untuk memotret bus secara safety, tetapi tidak diberikan pengajaran yang komperhensif terhadap cara memotret aman, nyaman, penuh estetika dan efisien.

Hal ini juga diabaikan karena:

1. Banyak fotografer bus pemula yang membahayakan egois dan sok. Sebenarnya, ini juga merupakan tugas besar dari fotografer profesional (termasuk Pak Darwis Triadi ataupun Pak Arbain Rambey) untuk mengajarkan memotret dengan perasaan. Memang untuk investasi dari pengajaran tersebut termasuk mahal sekali (minimal siap modal dasar seharga NVL terbaru) dan memerlukan proses yang tidak instan. Di sinilah letak ketidakpahaman pemotret bus yang membahayakan terjadi. Karena teknologi sudah canggih inilah yang juga membahayakan generasi kita dalam memotret. Bukan masalah memotret bugil/nude/dsb, tapi memotret tak pakai etika dan perasaan.

2. Keuangan anggaran komunitas internal. Ini yang juga jadi momok utama, sebenarnya kalau mengingatkan dengan cara baik, bagus. Tetapi dengan poin no. 1 itu, kita harus bisa mendidik mereka dengan cara yang tepat. Sayang, anggaran komunitas bus cukup tidak untuk menginvestasi jangka panjang seperti itu? Kalau memang ada yang mau mendonasikan, itu memang seharusnya. Realitanya kan, kebutuhan anggaran untuk hal seperti itu aja gak akan mencukupi kebutuhan lainnya.

Nah, dengan hal ini, faktor-faktor di atas bisa saya menghasilkan solusi yang menurutku lebih bijak:

1. JANGAN PAKAI KAMERA DSLR dan KAMERA PROFESIONAL saat Memotret bus.

Memotret bus itu memang sebenarnya dasarnya untuk hobi semata, kecuali yang memang mau serius kerjasama dengan perusahaan terkait mengenai pemotretan bus. Jadi, kalau mau memotret bus, ya sekiranya menggunakan kamera pocket/smartphone sudah cukup untuk memotret seperti itu.

Alasannya, saya kira dengan hal ini kita akan lebih mengontrol diri dalam memotret bus, tanpa harus menggunakan kamera mahal sekalipun. Ingat, dasarnya kamera DSLR/Profesional hanya ditujukan untuk yang mau serius di dunia fotografi penuh. Menurutku, ini memang paling berat untuk fotografer yang terbiasa menggunakan DSLR termasuk saya, mereka harus beradaptasi dengan kemampuan kamera biasa.

2. JANGAN FANATIS.

Jangan terlalu fanatis dengan armada bus/PO itu, saya kira suatu saat mereka akan hilang ditelan waktu juga kok. Ini dikatakan secara mendasar bahwa “Setiap Makhluk yang Bernyawa, Pasti Mengalami Mati”. Begitu juga dengan yang lainnya di dunia ini, karena kita hidup di dunia juga sementara bukan.

3. ALIHKAN ANGGARAN KE SIFATNYA PRODUKTIF.

Ini ditujukan khusus untuk komunitas penggemar bus secara keseluruhan dan saya komentarkan secara tegas. Sekarang, bulan ini ada acara besar-besaran tentang komunitas penggemar bus tersebut, baik Jambore, Kopdarnas dsb.

Menurutku, ini hanya sebagai pembuangan uang doang. Tapi gak memiliki nilai investasi yang berjangka panjang sama sekali. Coba deh, di saat kalian Jambore, Kopdarnas dsb, tapi di sisi lain banyak penggemar bus yang sangat membutuhkan pencerahan tentang hal ini yang sebenarnya menurutku adalah investasi jangka panjang.

Coba deh, alihkan anggaran dari Kopdarnas/FamGath/Jambore ke hal yang sifatnya lebih mendidik ke publik. Salah satunya, menginvestasikan anggaran “gak bermanfaat” ini ke arah pembelajaran pemotretan bus, dari basic sampai master. Pasti akan kelihatan, mana yang memang suka foto bus, mana yang nggak dengan hal ini.

Ini pesan buat komunitas penggemar bus seluruh Indonesia dan masyarakat. Pahami baik-baik. silakan kalau mau balas, juga ok, kalau nggak gapapa.

Salam. fajarbuslovers.

Suka

avatar fajarbuslovers 33. fajarbuslovers - 23 April 2015

Salam dari penggemar bus dari Pecinta Bus Bekasi om. Numpang kasih komentar. (aku juga pernah komentar di beberapa artikel kobayogas). Maaf kalau komentarnya panjang banget.

Aku sudah menjadi penggemar bus 5 s/d 6 tahun yang lalu. Saya juga termasuk pemburu foto bus semenjak 5 tahun lebih sampai sekarang.

Memang terjadi penyimpangan yang ekstrem saat aku hunting foto bus 5 s/d 6 tahun sebelumnya dan sekarang ini.

Waktu aku masih tahun 2010-an, saya hunting bus memang sering membahayakan sampai sekarang, namun tidak sebanyak sekarang ini. Sekarang ini, waduh banyak yang membahayakan.

Nah, dari beberapa pemburu hunting bus yang menjamur dan sudah banyak yang membahayakan bisa dikatakan ada beberapa faktor:

1. Faktor Penyimpangan Sosial

Menurutku, ini penyimpangan sosial yang cukup ekstrem di kalangan internal komunitas sudah menjamur. Salah satunya, hunting bus. Beberapa fotografer bus yang membahayakan biasanya menggunakan smartphone/HP, dimana kemampuan untuk menghasilkan foto bus bagus saat berjalan juga tidak sebagus dengan kamera DSLR, namun mereka tetap harus “memaksakan” diri untuk mendapatkan foto bagus, sehingga resiko pun seakan tak peduli. Disinilah letak kelalaian fatal seorang fotografer bus yang memiliki kamera DSLR/Kamera Telephoto (termasuk saya, komentator), dimana saat mereka menggunggah foto tersebut ke internet, para pemburu foto bus itu akan mempraktekkan hal yang sama, dengan tingkat risiko yang ekstrem. Sayangnya belum bisa menyadari betapa pentingnya pemahaman dan pembelajaran tentang hal ini, termasuk saya sendiri. OK, kamera DSLR sudah dijual dengan harga Rp. 4 s/d 5 jutaan ++ atau Prosummer seharga Rp. 2jt-an, tetapi tetap saja akan terjadi penyimpangan sosial seperti ini.

2. Faktor Fanatisme dengan bus tertentu.

Ini sebenarnya juga banyak terjadi di bidang lain, termasuk K-Pop (ane K-Popers), dimana fanatisme pada bus2 atau PO tertentu terjadi dimana keinginan untuk bisa memotret bus idolanya (katakan Idol Bus), apapun yang terjadi, mereka tetap ingin memotret bus idolanya.

3. Faktor edukasi fotografi

Ini yang juga kurang dalam pemahaman dalam dunia fotografi di dalam komunitas bus. Tentunya adalah tanggung jawab komunitas bus secara keseluruhan. Karena, di komunitas bus sebagian besar, mereka hanya mengajak/menghimbau untuk memotret bus secara safety, tetapi tidak diberikan pengajaran yang komperhensif terhadap cara memotret aman, nyaman, penuh estetika dan efisien.

Hal ini juga diabaikan karena:

3.1. Banyak fotografer bus pemula yang membahayakan egois dan sok.

Sebenarnya, ini juga merupakan tugas besar dari fotografer profesional (termasuk Pak Darwis Triadi ataupun Pak Arbain Rambey) untuk mengajarkan memotret dengan perasaan. Memang untuk investasi dari pengajaran tersebut termasuk mahal sekali (minimal siap modal dasar seharga NVL terbaru) dan memerlukan proses yang tidak instan. Di sinilah letak ketidakpahaman pemotret bus yang membahayakan terjadi. Karena teknologi sudah canggih inilah yang juga membahayakan generasi kita dalam memotret. Bukan masalah memotret bugil/nude/dsb, tapi memotret tak pakai etika dan perasaan.

3.2. Keuangan anggaran komunitas internal. Ini yang juga jadi momok utama, sebenarnya kalau mengingatkan dengan cara baik, bagus. Tetapi dengan poin no. 1 itu, kita harus bisa mendidik mereka dengan cara yang tepat. Sayang, anggaran komunitas bus cukup tidak untuk menginvestasi jangka panjang seperti itu? Kalau memang ada yang mau mendonasikan, itu memang seharusnya. Realitanya kan, kebutuhan anggaran untuk hal seperti itu aja gak akan mencukupi kebutuhan lainnya.

Nah, dengan hal ini, faktor-faktor di atas bisa saya menghasilkan solusi yang menurutku lebih bijak:

1. JANGAN PAKAI KAMERA DSLR dan KAMERA PROFESIONAL saat Memotret bus.

Memotret bus itu memang sebenarnya dasarnya untuk hobi semata, kecuali yang memang mau serius kerjasama dengan perusahaan terkait mengenai pemotretan bus. Jadi, kalau mau memotret bus, ya sekiranya menggunakan kamera pocket/smartphone sudah cukup untuk memotret seperti itu.

Alasannya, saya kira dengan hal ini kita akan lebih mengontrol diri dalam memotret bus, tanpa harus menggunakan kamera mahal sekalipun. Ingat, dasarnya kamera DSLR/Profesional hanya ditujukan untuk yang mau serius di dunia fotografi penuh. Menurutku, ini memang paling berat untuk fotografer yang terbiasa menggunakan DSLR termasuk saya, mereka harus beradaptasi dengan kemampuan kamera biasa.

2. JANGAN FANATIS.

Jangan terlalu fanatis dengan armada bus/PO itu, saya kira suatu saat mereka akan hilang ditelan waktu juga kok. Ini dikatakan secara mendasar bahwa “Setiap Makhluk yang Bernyawa, Pasti Mengalami Mati”. Begitu juga dengan yang lainnya di dunia ini, karena kita hidup di dunia juga sementara bukan.

3. ALIHKAN ANGGARAN KE SIFATNYA PRODUKTIF.

Ini ditujukan khusus untuk komunitas penggemar bus secara keseluruhan dan saya komentarkan secara tegas. Sekarang, bulan ini ada acara besar-besaran tentang komunitas penggemar bus tersebut, baik Jambore, Kopdarnas dsb.

Menurutku, ini hanya sebagai pembuangan uang doang. Tapi gak memiliki nilai investasi yang berjangka panjang sama sekali. Coba deh, di saat kalian Jambore, Kopdarnas dsb, tapi di sisi lain banyak penggemar bus yang sangat membutuhkan pencerahan tentang hal ini yang sebenarnya menurutku adalah investasi jangka panjang.

Coba deh, alihkan anggaran dari Kopdarnas/FamGath/Jambore ke hal yang sifatnya lebih mendidik ke publik. Salah satunya, menginvestasikan anggaran “gak bermanfaat” ini ke arah pembelajaran pemotretan bus, dari basic sampai master. Pasti akan kelihatan, mana yang memang suka foto bus, mana yang nggak dengan hal ini. Apapun alasannya, investasi ini penting dan harus diajarkan ke fotografer ahli.

Ini pesan buat komunitas penggemar bus seluruh Indonesia dan masyarakat. Pahami baik-baik. silakan kalau mau balas, juga ok, kalau nggak gapapa. Karena sifatnya sudah mulai urgen dan mengancam keselamatan publik. 🙂

Mohon maaf apabila kutipan ini menyinggung dan mengecewakan. Saya juga bukan penggemar bus handal. Aku pelajari kesalahan ini dari saya sendiri juga.

Semoga bisa menjadi introspeksi bagi kita semua.

Regards, fajarbuslovers.

Suka

avatar Ariel Ariel - 24 April 2015

Lah,,,, kalo pake DSLR+Lensa Tele (Super Zoom) bukannya malah lebih aman? Di ajang balap aja fotografernya rela nenteng2 lensa segede meriam. Koq malah nganjurin pake kamera pocket/ Hape?
*apa saya yg salah nangkap ya?
**ane bukan bus lover. Tapi namanya hoby orang, selama ga nyusahin yg lain/ bikin dosa, ya mestinya ga masalah to?

Suka

avatar kwsuper10 kwsuper10 - 24 April 2015

Beneer, maniak pengen perfeksionis dengan alat minimalis, hasilnya.. … .. .. .. .. sedekat mungkin dengan pujaan mereka biar gambar semprulna

Disukai oleh 1 orang

avatar ipanase ipanase - 24 April 2015

nah

Suka

avatar fajarbuslovers fajarbuslovers - 8 Januari 2016

Setuju dengan sampeyan.
Kini fotografi kebanyakan didasari oleh fanatisme dan maniak dan hampir terjadi di seluruh genre fotografi. Saya juga mengakui saya maniak salah satu PO dan Boyband K-Pop

Sehingga benar apa yang kata sameyan, “sedekat mungkin dengan pujaan mereka agar gambar semprulna”.

Suka

avatar fajarbuslovers fajarbuslovers - 8 Januari 2016

Kadang2, Pocket/Hape digunakan agar lebih simple, sehingga tidak diketahui oleh pihak yang tak suka dengan kegiatan foto. Asal huntingnya di tempat parkir atau tempat yang aman. Devicenya lebih simple dengan harga murah, meski dgn segala kekurangannya.

Aku juga pengguna Lensa Tele+DSLR dari 2013 s/d skrg, sekaligus pengguna foto Handphone dan Pocket di medio 2012-2013. Juga merasakan hunting di Pinggir Jalan yang berisiko tinggi.

Di beberapa kasus, saya sering ketahuan dipergok satpam atau pihak lain yang merasa tidak suka dengan foto bus dan melarang saya untuk foto2 lagi.
Apalagi sekarang yang lebih membahayakan dan trending lagi adalah foto-foto di Rooftop dengan resiko sama dengan hunting bus di pinggir jalan dengan meminta telolet dan klakson.

Alasannya adalah, DSLR merupakan perangkat kamera mahal dan ribet bagi sebagian orang. Karena DSLR pada umumnya hanya diciptakan utk profesional, meski sebagian besar hanya utk hobi semata.

Suka

avatar vicky rayap pantura 34. vicky rayap pantura - 14 Juni 2015

Ini pelajaran bagi yg lain, gue pernah nantang alay di pantura pamanukan gue lg ngejar waktu dia minta dim sambil di bahu jalan ahirnya gue brenti terus mau gue lindes tu anak

Suka

avatar gaplek mania 35. gaplek mania - 1 Oktober 2015

mati konyol..untuk hal yg sia sia… sering liat di pinggir tol tuh bocah esempe poto2 bus

Suka


Monggo Silakan Berkomentar< Bebas Sopan< mohon maaf jika belum dibalas< Matur Nuwun :D